Sabtu, 17 April 2010

kecantikan

Sedot Lemak, Jalan Pintas Tampil Serasi
 

Salah satu edisi jurnal The American Society of Plastic Surgery, telah merilis hasil sebuah penelitian terhadap 200 perempuan yang melakukan sedot lemak.
Hampir 50% dari responden tersebut, enam bulan kemudian mengalami peningkatan berat badan, hingga mencapai bobot sebelum operasi dilakukan. 43% mengalami peningkatan berat badan, 23% mengalami penurunan berat badan dan 32% tidak mengalami perubahan berat badan.
Mengapa sedot lemak tidak mampu membuat seseorang menjaga kestabilan berat badannya? Agar memahami lebih jelas tindakan medis ini, berikut uraiannya. 

Apakah sedot lemak itu?
Langkah medis ini dikenal juga sebagai Liposuction/lipoplasty atau suction lipectomy. Sebuah tindakan bedah kosmetik untuk mengikis timbunan lemak bawah kulit yang biasanya berada di perut, lengan, paha dan bokong agar tercapai keserasian bentuk tubuh.
Jadi, sedot lemak BUKAN untuk menurunkan berat badan, memperkecil postur tubuh atau untuk mengubah bentuk badan. Itu sebabnya, dokter selalu menyarankan operasi ini kepada pasien yang memiliki kulit tubuh bergelambir akibat melakukan penurunan berat badan.
Biasanya setelah dilakukan sedot lemak, berat badan akan kembali setelah 3 bulan. Hal ini karena operasi ini bersifat tidak menghilangkan sel lemak dalam tubuh.
Tindakan medis bersyarat
Sebelum operasi dilakukan dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Dokter akan menolak melakukan operasi jika pasien berusia di atas 35 tahun, sedang dalam kondisi overweight, pola makan yang buruk serta memiliki gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum-minuman beralkohol.
Pasien harus dalam kondisi yang sehat dan tidak menderita diabetes, sakit jantung, anemia, asma, tekanan darah tinggi serta peyakit-penyakit kronis lainnya. Kondisi psikisnya pun juga harus stabil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar